Pesawat mata-mata AS tipe P-3 Orion. (Foto: Carlos Jasso / Reuters)
Pesawat mata-mata AS tipe P-3 Orion. (Foto: Carlos Jasso / Reuters)

Pesawat Mata-mata AS Bantu Tentara Filipina di Marawi

Arpan Rahman • 11 Juni 2017 14:47
medcom.id, Marawi: Pesawat mata-mata Amerika Serikat membantu pasukan Filipina meredam perlawanan sekelompok militan selama hampir tiga pekan di Marawi. 
 
Di kota tersebut, 13 marinir dilaporkan tewas yang merupakan kerugian terbesar Filipina dalam pertempuran satu hari. Kabar adanya bantuan pesawat mata-mata dan kematian para marinir diungkapkan beberapa pejabat lokal, Sabtu 10 Juni 2017.
 
Sebuah pesawat Angkatan Laut AS menyediakan pengawasan atas tentara lokal saat pertempuran berkecamuk di Marawi pada Jumat 9 Juni. Pengerahan pesawat ini mengonfirmasikan keterlibatan militer AS dalam membantu mengakhiri pertempuran di Marawi atas permintaan pemerintah Filipina.

Seorang wartawan dan fotografer Associated Press melihat sebuah pesawat P3 Orion Angkatan Laut AS melayang di langit Marawi. Pesawat terbang di atas helikopter Filipina yang menembaki posisi militan.
 
Orion merupakan pesawat andalan pengintai laut yang digunakan untuk berburu kapal selam.
 
"Kami tidak memiliki peralatan pengawasan yang memadai, jadi kami meminta bantuan militer AS. Ini sifatnya bantuan non-tempur," juru bicara militer Brigadir Jenderal Restituto Padilla mengatakan melalui telepon, mengutip sebuah kebijakan pemerintah Filipina yang melarang pasukan asing melakukan pertempuran lokal.
 
Kedutaan Besar AS di Manila mengatakan bahwa pasukan operasi khusus AS memberi bantuan kepada tentara Filipina yang memerangi milisi Maute dan Abu Sayyaf di Marawi.
 
"Amerika Serikat adalah sekutu yang dapat diandalkan Filipina, dan kami akan terus bekerja sama dengan Filipina untuk menghadapi ancaman bersama terhadap perdamaian dan keamanan negara kita, termasuk isu-isu kontraterorisme," kata Kedubes AS dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Inquirer dari Associated Press, Minggu 11 Juni 2017.
 
Marinir Filipina melakukan razia dari rumah-ke-rumah mencari militan yang terafiliasi kelompok Islamic State (ISIS). Militan masih menduduki wilayah Marawi hingga Jumat kemarin, kata Letnan Kolonel Jo-ar Herrera, juru bicara Divisi Infanteri 1 Angkatan Darat Filipina .
 
Sekitar 30-40 militan menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia, sehingga sulit bagi pasukan untuk beroperasi. Musuh juga menempatkan diri di banyak masjid di kota tersebut. 
 
Pejabat militer Filipina mengatakan bahwa pertempuran di Marawi telah menewaskan sedikitnya 138 gerilyawan dan 58 tentara pemerintah. Sedikitnya 21 warga sipil terbunuh, termasuk seorang anak laki-laki yang ditembak oleh peluru militan di dalam sebuah masjid Marawi tempat keluarganya berlindung.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan