Nakasone, yang bersinar bersama Ronald Reagan dan Margaret Thatcher di era 1980-an, telah lama menyerukan dilakukannya amandemen terhadap konstitusi negara yang dianggapnya ambigu dalam hal kekuatan militer.
Ia meminta para politikus untuk serius membahas masalah ini, yang hingga kini masih menjadi topik hangat di tengah masyarakat Jepang.
"Untuk membuka jalan menuju masa depan negara ... adalah inti dari politik," ujar Nakasone, seperti dilaporkan sejumlah media lokal Jepang dan dikutip Reuters.
Dikenal dengan persahabatan "Ron dan Yasu" bersama Reagan, Nakasone menggegerkan dunia saat berkata bahwa Jepang akan menjadi "kapal induk" yang tidak bisa tenggelam bagi Amerika Serikat. Ia juga berkata mampu mengatasi kekuatan angkatan laut Soviet.
Pernah menjadi laksamana di era Perang Dunia II, Nakasone melanggar aturan tak tertulis yang membatasi anggaran pertahanan hanya 1 persen dari total produk nasional bruto.
Sejumlah negara Asia sempat geram saat Nakasone melakukan kunjungan resmi ke Kuil Yasukuni. Yasukuni adalah tempat dimana banyak penjahat perang Jepang dikenang sebagai pahlawan oleh Negeri Sakura. Ia berhenti berkunjung setelah terjadi bentrokan di Tiongkok.
Pada 2003, Nakasone terpaksa mundur sebagai PM karena sudah menginjak usia 85. Penggantinya, Junichiroo Koizumi, ingin mengganti citra partai LDP yang dipenuhi banyak politikus tua.
Berkomentar mengenai rahasia tetap prima di usia tua, Nakasone menyinggung mengenai hidup disiplin, mencintai alam dan selalu aktif berpikir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News