Dilansir dari laman Al Jazeera, sebagian besar kematian berasal dari provinsi Hubei. Wuhan, kota pusat penyebaran virus korona nCoV, berada di provinsi tersebut.
Masih dari keterangan Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok, sekitar 102 ribu orang berada dalam pengawasan medis khusus karena menunjukkan gejala-gejala gangguan pernapasan.
Sejumlah kasus terbaru virus korona juga terdeteksi di lebih dari 20 negara dunia, termasuk Spanyol dan Inggris.
Jajaran pejabat Partai Komunis Tiongkok di Wuhan, kota dengan total populasi 11 juta jiwa, telah mengekspresikan "rasa penyesalan" karena lambannya otoritas setempat dalam merespons kemunculan virus korona.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendeklarasikan status darurat global terkait virus korona. Keputusan dihasilkan dalam rapat selama lima jam yang dilakukan oleh Komite Darurat WHO pada Kamis 30 Januari.
“Komite sepakat bahwa wabah sekarang memenuhi kriteria untuk status Darurat Kesehatan Masyarakat Internasional dan mengusulkan saran untuk dikeluarkan sebagai Rekomendasi Sementara,” pernyataan pihak WHO.
"Deklarasi PHEIC harus dilihat dalam semangat dukungan dan penghargaan untuk Tiongkok, rakyatnya, dan tindakan yang diambil Tiongkok di garis depan wabah ini. Dengan transparansi itu diharapkan membuahkan keberhasilan,” imbuh pernyataan WHO.
PHEIC merujuk pada status Darurat Kesehatan Masyarakat Internasional.
Komite Darurat WHO meyakini mereka masih mungkin untuk menghentikan penyebaran virus korona, asalkan negara-negara memberlakukan langkah-langkah kuat untuk mendeteksi penyakit sejak dini, mengisolasi dan menangani kasus, melacak kontak, dan mempromosikan langkah-langkah jarak sosial yang sepadan dengan risiko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News