"Betul sekali. Itu poin besar sekali. Presiden Jokowi dan Ibu Menlu (Retno Marsudi) selalu menekankan bahwa diplomat kita itu harus blusukan. Harus menjadi marketer. Jangan hanya retorik, hanya di casing dan berhenti di institusi-institusi, tapi diplomat harus benar-benar menjadi penghubung," kata Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri, Lasro Simbolon, saat ditemui di Gedung Nusantara Kemenlu, Jakarta, Senin (25/01/2015).
Menurut dia, Indonesia dan negara-negara di Afrika masih relatif saling memandang sebelah mata, meski kondisi saat ini sudah jauh lebih baik dari masa lalu.
"Ya, masalah image itu tantangan kita bersama. Itu dua arah. Boleh dibilang, kita masih melihat Afrika dengan kacamata yang lama, padahal kesempatannya ada meskipun tantangannya juga ada. Tadi disebutkan ada beberapa negara yang pertumbuhannya kurang dibanding yang lain, ada yang baru bangkit dari konflik," ucap Lasro.
Lasrp menyebut negara-negara di Afrika juga memandang Indonesia seperti itu. Afrika mengenal Indonesia dari Konferensi Asia Afrika, Bung Karno, tentang pertumbuhan ekonomi, tapi masih kurang dalam pemahaman yang lebih mendalam dan menyeluruh. Alasannya, pertama karena letak geografis yang jauh, kedua citra negara, yang kebanyakan negara mengira Indonesia adalah negara yang selalu dilanda gempa.
"Cara untuk mengurus hal itu memang harus diperlukan kesabaran, pelan-pelan, seluruh stakeholders harus diperkenalkan sehingga Indonesia harus rajin-rajin melakukan pengenalan secara menyeluruh, tentang segala kekuatan dan potensinya," lanjut Lasro. (Nabila Gita)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News