Bahkan, para penyidik mengatakan tidak dapat mengkonfirmasi jika tembakan yang dilakukan membuat Veby dari Suara Hong Kong News itu buta. Mereka mengatakan mengidentifikasi petugas itu sehingga dapat mengambil tindakan hukum lebih lanjut.
Dikutip dari South China Morning Post, Jumat 3 Januari 2020, ada batas waktu enam bulan untuk penuntutan secara pribadi di Hong Kong. Ini berarti Veby harus menuntut petugas itu sebelum akhir Maret.
Penasihat senior pemerintah, Vienne Luk Wai-nga mengatakan penyelidikan aktif hingga kini masih berlangsung. Kepolisian juga akan mengatur wawancara resmi dengan Veby untuk mengklarifikasi keadaannya.
Namun, Luk menilai masalah sebab-akibat tidam harus ditentukan dalam proses awal ini.
Hakim Russell yang menangani kasus ini, menyarankan kedua pihak untuk berunding. Namun, penasihat Veby, Tim Parker mengungkapkan timnya trlah diberitahu polisi yang keberatan mengungkap nama petugas.
Sementara itu, pengadilan penuh akan dilakukan pada 17 Februari mendatang. Mendengar hal ini, Veby menyatakan sangat gembira.
"Saya sangat senang hari ini, bahwa hakim memahami urgensi kasus saya. Dan menetapkan waktu paling awal pada 17 Februari," katanya.
"Saya berharap keadilan akan menang di Hong Kong, demi Hong Kong," ungkapnya.
Veby terkena peluru karet ketika dia meliput protes di Wan Chai pada 29 September. Padahal saat itu dia berdiri bersama wartawan lain dan mengenakan pakaian yang mengidentifikasi dirinya anggota pers.
Penembakan itu menyebabkan dia kehilangan penglihatannya secara permanen di mata kanannya, karena kekuatan benturan pupil dengan peluru. Dokter mengatakan tidak bisa menyelamatkan penglihatannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News