Ribuan warga meletakkan karangan bunga dan pesan dukungan untuk mantan PM Singapura Lee Kuan Yew di depan RS Umum Singapura, Minggu (22/3/2015) - AFP / ROSLAN RAHMAN
Ribuan warga meletakkan karangan bunga dan pesan dukungan untuk mantan PM Singapura Lee Kuan Yew di depan RS Umum Singapura, Minggu (22/3/2015) - AFP / ROSLAN RAHMAN

Ribuan Bunga dan Dukungan untuk Mantan PM Singapura

Willy Haryono • 22 Maret 2015 13:26
medcom.id, Singapura: Ribuan warga mendatangi Rumah Sakit Umum Singapura dan meletakkan karangan bunga serta dukungan terhadap mantan Perdana Menteri Lee Kuan Yew, Minggu (22/3/2015). 
 
Lee, 91, masuk rumah sakit sejak awal Februari akibat penyakit pneumonia. Dalam sepekan terakhir, kondisinya terus memburuk hingga ke tahap kritis. 
 
Dalam laporan terbaru pemerintah Singapura, seperti dikutip Associated Press, kondisi Lee terus menurun hingga akhir pekan ini. 

"Saya datang untuk memberikan medali saya. Saya baru saja menyelesaikan acara lari pagi ini dan saya ingin menyerahkan ini kepada dia (Lee Kuan Yew)," ucap Kim Lee, mahasiswi 26 tahun. 
 
Surat dukungan juga berdatangan dari luar negeri, salah satunya dari Belanda. "Saya anak Singapura yang ada di luar negeri." Terdapat pula pesan lain bertuliskan "Lee telah melakukan banyak hal luar biasa untuk negara tropis ini. Saya berharap dia cepat sembuh."
 
"Kami sangat bangga dengan Tuan Lee. Dia membangun Singapura menjadi suatu negara yang terkenal," sebut David Kwok, 52. "Kami sangat berterima kasih kepadanya."
 
Lee Kuan Yew dikenal lewat sepak terjangnya mengubah Singapura menjadi kekuatan ekonomi terkuat di Asia dalam kurun waktu tiga dekade. 
 
Ia menjabat sebagai PM dari 1959, saat Singapura memperoleh hak berkuasa dari koloni Inggris. Lee mundur di tahun 1990 dan menyerahkan kekuasaan ke wakilnya, Goh Chok Tong. Selang 14 tahun, kekuasaan diberikan ke anak Lee, Lee Hsien Loong. 
 
Partai Aksi Warga, yang didirikan Lee Kuan yew, kembali berjaya di setiap pemilihan umum sejak 1959. Saat ini, partai tersebut mempunyai 80 dari 87 kursi di parlemen Singapura. 
 
Dalam sebuah buku yang diterbitkan pada 2013, Lee Kuan Yew merasakan tubuhnya kian lemah dari hari ke hari dan menginginkan kematian cepat. 
 
Sang pemimpin agung itu perlahan meredup sejak istrinya, Kwa Geok Choo, meninggal dunia di tahun 2010. 
 
Lulusan Universitas Cambridge itu dicintai sebagian besar masyarakat Singapura. Dukungan moral terhadap kondisi Lee Kuan Yew terus bermunculan di media sosial Singapura. 
 
Pada 25 Februari, pemerintah dan media lokal Singapura berusaha keras menangkal rumor yang menyebut Lee Kuan Yew telah tiada. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan