Koryo Tours, salah satu agensi yang memfasilitasi pariwisata ke Korut, mengaku sudah dihubungi Administrasi Pariwisata Nasional di Pyongyang bahwa ada "semacam pergerakan" dari larangan terbaru ini.
"Kami diminta menunggu konfirmasi lebih lanjut mengenai rencana Korut membuka kembali perbatasan negaranya," ucap perwakilan Koryo Tours, seperti diwartakan AFP, Senin (2/3/2015).
Korut, yang tercatat tidak memiliki satu pun kasus Ebola, menutup perbatasannya untuk semua turis asing pada Oktober tahun lalu. Diberlakukan pula masa karantina 21 hari bagi siapapun yang memasuki Korut, termasuk diplomat asing.
Pekan lalu, Korut mengeluarkan larangan bagi warga asing untuk mengikuti ajang marathon internasional di Pyongyang pada April mendatang.
Pariwisata merupakan sumber pendapatan krusial bagi Korut yang kekurangan dana. Namun, pemerintah Korut bersedia kehilangan banyak uang untuk menghindari terjadinya wabah Ebola.
Pada 2003, Korut menutup perbatasannya selama tiga bulan karena ketakutan oleh penyebaran virus SARS.
Lebih dari 9.500 orang meninggal dunia terkena Ebola sejak wabah terbaru muncul di wilayah selatan Guinea pada Desember 2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News