Perayaan Hari Anak Dunia (Foto: Nabila Gita/MTVN)
Perayaan Hari Anak Dunia (Foto: Nabila Gita/MTVN)

Rayakan Hari Anak Dunia, UNICEF Ajak Lindungi Anak Indonesia

21 November 2015 09:45
medcom.id, Jakarta: Hari Anak Dunia jatuh pada 20 November, UNICEF Indonesia mengajak berbagai golongan masyarakat untuk melawan kekerasan dan menjadi pelindung anak.
 
Menandai hari penting ini, UNICEF yang bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) meluncurkan kampanye Pelindung Anak. Kampanye ini bertujuan untuk menciptakan sebuah gerakan yang menumbuhkan kesadaran dan mendorong tindakan dalam memerangi kekerasan terhadap anak.
 
"Sudah banyak orang yang peduli terhadap kekerasan anak, seperti Angelina yang banyak menjadi sorotan," ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise dalam sambutannya di acara Kampanye Peduli Anak, Jumat (20/11/2015).

Dalam acara ini juga turut ditampilkan iklan layanan masyarakat dalam bentuk konten televisi, radio, media sosial dan billboard digital, dengan pesan, "Semakin banyak yang menjaga, semakin jauh kekerasan dari mereka (anak-anak)" yang berangkat dari tradisi gotong royong rakyat Indonesia.
 
Jantung dari acara ini sendiri adalah sebuah website www.pelindunganak.org, dimana semua orang dapat mendaftar dan berkomitmen bersama dalam melindungi anak dari kekerasan, mendapat informasi tentang berbagai informasi ragam kekerasan, dan bagi korban dapat terhubung dengan layanan dukungan yang ada di seluruh negeri.
 
"Kini saatnya memperlihatkan yang tidak terlihat. Kini saatnya bertindak. Sudah waktunya menghentikan kekerasan terhadap anak," ungkap Kepala Perwakilan UNICEF di Indonesia, Gunilla Olsson.
 
"Saya pelindung anak dan saya mengajak semua orang untuk menjadi Pelindung Anak," lanjutnya.
 
Menurut Gunilla, konsekuensi tidak mengatasi kekerasan terhadap anak di Indonesia sangat buruk. Anak yang menjadi korban kekerasan fisik, seksual dan emosional kerap menderita konsekuensi jangka panjang, termasuk kondisi fisik dan psikologis yang tak stabil. Dan banyak pula pelaku kekerasan adalah korban kekerasan saat mereka masik anak-anak.
 
Mengakhiri kekerasan teehadap anak tidak hanya membantu anak-anak Indonesia tetapi juga perekonomian negara. Analisis UNICEF menemukan bahwa biaya yang ditimbulkan atas kekerasan fisik, seksual dan emosional terhadap anak di Asia Timur dan kawasan Pasifik mencapai hampir USD200 miliar (dengan mwngikuti dolar AS tahun 2012) atau hampir dua persen dari penghasilan perkapita gabungan.
 
Menurut informasi, 40 persen anak usia 13-15 tahun melaporkan pernah diserang secara fisik sedikitnya satu kali dalam setahun, 26 persen dilaporkan pernah mendapat hukuman fisik dari orangtua atau pengasuh dirumah. Lalu 50 persen anak melaporkan telah dibully di sekolah dan 45 persen perempuan serta anak perempuan di Indonesia percaya bahwa suami atau pasangan boleh memukul istri dalam situasi-situasi tertentu.
 
"Mulai sekarang harus timbul kebersamaan dalam melindungi anak dari berbagai macam kekerasan," ajak Yohana.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan