(Baca: Indonesia Siap Bantu Proses Relokasi Etnis Rohingya).
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan bahwa para pengungsi Rohingya di Bangladesh masih sangat membutuhkan bantuan, terutama makanan dan obat-obatan. Menlu Retno juga selalu berkomunikasi dengan pihak Palang Merah Internasional (ICRC).
"Sejak awal bicara dengan Aung San Suu Kyi (pemimpin de facto Myanmar), kami memang melibatkan Palang Merah Internasional, baik dengan kantor pusat di Jenewa atau di Myanmar," kata Menlu Retno saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis 8 Maret 2018.
Membuka konferensi soal bantuan kemanusiaan yang digelar ICRC bersama lembaga kemanusiaan terkait lainnya, Menlu Retno menegaskan bahwa akses bantuan kemanusiaan adalah hal yang utama, meski tak mudah.
"Apa yang saya sudah alami, mendapatkan akses bantuan kemanusiaan untuk orang-orang terdampak konflik atau bencana memang tidak mudah. Namun, kita harus terus berusaha," ungkap dia lagi.
Menurut data yang dihimpun, sekitar USD20 juta diperlukan untuk membantu orang-orang di Asia Pasifik yang terdampak oleh konflik dan juga bencana alam. Satu-satunya jalan, ucap dia, adalah untuk sebisa mungkin mendapatkan akses bantuan kemanusiaan.
(Baca: Pemerintah Indonesia Terus Berikan Bantuan pada Pengungsi Rakhine).
Ia juga menambahkan, perempuan dan anak-anak yang paling terdampak dan jumlahnya meningkat seiring pecahnya konflik dan maraknya bencana alam.
"Saya mengimbau agar perempuan dan anak-anak jangan sampai dilupakan dalam kita menyalurkan bantuan," tukasnya.
Menlu Retno berharap, konferensi tersebut dapat menghasilkan sebuah terobosan baru untuk membantu para orang-orang dan pengungsi yang terdampak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News