Polisi menyebutkan, kasus ini bisa memicu kemungkinan kebencian atas kehadiran militer AS di selatan Okinawa.
"Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri telah mengirimkan perwakilan untuk mengatakan secara tegas kepada pasukan AS di Jepang dan kedutaan AS di Jepang. Kami meminta penegakan disiplin di lingkungan militer AS yang sesuai dengan kebudayaan kami," ujar Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, dalam konferensi pers, seperti dikutip laman The Telegraph, Senin 20 November 2017.
Duta Besar AS untuk Jepang, William Hagerty, menyampaikan belasungkawa dan mengajukan permintaan maaf atas insiden tersebut.
Kecelakaan terjadi di sebuah persimpangan di kota Naha pada Minggu subuh. Marinir AS tersebut mengendarai truk militer, kemudian menabrak mobil bak terbuka yang dikemudikan korban berusia 61 tahun.
Pria Jepang tersebut dinyatakan meninggal dunia, sementara marinir AS ditangkap dengan tuduhan mengemudi di bawah pengaruh alkohol. Pelaku hanya menderita luka ringan.
"Ketika anggota layanan kami gagal memenuhi standar tinggi yang kami tetapkan untuk mereka, ini akan merusak ikatan antara basis dan komunitas lokal. Hal ini tentu saja membuat kami lebih sulit dalam mencapai misi," demikian dikutip dari pernyataan pasukan AS di Jepang.
Tahun lalu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sempat melancarkan protes kepada Presiden AS Barack Obama terkait pembunuhan seorang wanita muda di Okinawa. Seorang pekerja AS didakwa bersalah atas insiden tersebut.
Sebagian besar warga Okinawa keberatan dengan kehadiran pangkalan AS. Mereka merasa menanggung beban yang tak adil dalam mendukung kehadiran militer AS di Negeri Sakura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News