medcom.id, Jakarta: Sebanyak 10 ABK asal Indonesia saat ini masih disandera oleh grup bersenjata di Filipina Selatan. Tiga di antaranya adalah ABK WNI yang diculik di perairan Lahat Datu dan dari kapal milik perusahaan Malaysia.
"Penanganannya tidak berbeda karena mereka juga WNI. Fokusnya semua WNI yang disandera atau mengalami kesulitan merupakan bagian dari tugas pemerintah untuk hadir di situ," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir kepada awak media di Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Kamis (4/8/2016).
"Jadi tiga WNI yang disandera dari kapal Malaysia tetap penanganannya sama. Kita berkoordinasi dengan Malaysia, Menlu dan Menlu Malaysia juga berkomunikasi," lanjutnya.
Ia juga menjelaskan bahwa kelompok bersenjata yang menculik tiga WNI tersebut langsung menyandera pihak perusahaan.
"Dari pengalaman kita dalam setiap kejadian, setiap komunikasi dari penyandera langsung berhubungan dengan pihak perusahaan," imbuh Arrmanatha.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk membantu, dalam arti menciptakan kondisi mencari jalan keluar, di luar yang dilakukan oleh perusahaaan kapal.
Penyanderaan tersebut menimpa kapal penangkap ikan Phukat LLD 113/5/F pada 9 Juli 2016 pukul 23.30 waktu setempat. Namun, kejadian baru dilaporkan perusahaan pemilik kapal pada 10 Juli kepada Kepolisian Lahat Datu.
Menlu Retno juga mengonfirmasi tiga sandera WNI tersebut dibawa ke Tawi-Tawi, Filipina Selatan. "Kepolisian Lahat Datu juga mengonfirmasi tiga ABK WNI tersebut ABK yang mempunyai izin kerja di Malaysia," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News