Keputusan tersebut menjadi pukulan bagi partai politiknya, Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N) yang akan maju dalam pemilihan umum 25 Juli mendatang.
Saat putusan dibacakan, Nawaz tidak hadir di pengadilan karena menemani istrinya menjalani perawatan kanker di Inggris.
Dilansir dari BBC, Sabtu 7 Juli 2018, keputusan pengadilan ini tentu menjadi peluang bagi partai oposisi utama milik Imran Khan untuk meraup suara pada pemilu.
Mahkamah Agung mencopot Nawaz dari jabatannya sebagai PM pada Juli 2017 lalu karena terlibat kasus korupsi dan diputuskan tak boleh berpolitik seumur hidup.
Tuduhan korupsi itu muncul dalam dokumen Panama Papers yang sempat gempar pada 2016 lalu. Saat itu muncul laporan media di mana Sharif memiliki apartemen mewah di London dan gaya hidup yang berlebihan jika dirinya berlibur dan menetap sementara di Ibu Kota Inggris tersebut.
Meski tak lagi menjabat sebagai pemimpin pemerintahan, namun sosok Nawaz masih menjadi simbol kuat di partainya.
Sementara itu, Partai PML-N secara tegas menolak keputusan pengadilan atas 10 tahun hukuman penjara untuk Nawaz.
Mereka menyebut bahwa pengadilan tidak adil dalam memutus hukuman untuk Nawaz. Dan bila nantinya Nawaz benar harus dipenjara, keputusan tersebut akan tercatat sebagai sejarah kelam Pakistan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id