"Tiongkok telah berulangkali memanipulasi media dan juga warganet di internet untuk mengancam dan menekan pemerintah serta warga Taiwan," kata pernyataan dari MAC, dikutip dari Channel News Asia, Selasa 3 April 2018.
"Ini bukanlah yang seharusnya dilakukan negara besar seperti Tiongkok. Hal seperti ini hanya akan merusak hubungan lintas-selat," lanjut pernyataan itu.
Pernyataan itu juga menyebutkan, seharusnya Tiongkok sadar bahwa pemerintah memang sudah berpisah. Taiwan tidak bisa lagi bergabung dengan Tiongkok dan seharusnya Negeri Tirai Bambu menghormati demokrasi dan kehendak rakyat Taiwan.
Mulanya, koran Tiongkok, Global Times menulis bahwa Perdana Menteri Taiwan Willian Lai harus dituntut secara hukum karena berkomentar tentang kemerdekaan Taiwan.
"Tiongkok harus mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap William Lai atas komentarnya di Parlemen pekan lalu," tulis Global Times.
Tulisan ini juga diterbitkan oleh koran Partai Komunis Tiongkok, yakni People's Daily. Kantor Urusan Taiwan di Tiongkok juga kembali menyebut bahwa komentar William dapat membahayakan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
Permusuhan antara Taiwan dan Tiongkok semakin meruncing sejak Tsai Ing-wen menjadi presiden di Taiwan pada 2016. Tiongkok jelas khawatir bahwa Tsai akan semakin mendorong berpisahnya Taiwan dari Tiongkok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News