Sebelum menandatangani perjanjian damai dengan AS di Doha pada 29 Februari, Taliban mematuhi kesepakatan "penurunan kekerasan" di seantero Afghanistan. Dalam periode tersebut, intensitas serangan menurun drastis.
Lewat tujuh hari usai kesepakatan penurunan kekerasan, perjanjian damai pun ditandatangani. Salah satu isi perjanjian adalah mengenai rencana dialog langsung antara Taliban dan Pemerintah Afghanistan.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid menegaskan bahwa selain meneruskan serangan, pihaknya juga tidak akan berdialog dengan Pemerintah Afghanistan, kecuali jika 5.000 anggota mereka dibebaskan.
"Kami siap untuk melakukan dialog intra-Afghanistan. Tapi kami masih menanti pembebasan 5.000 anggota kami," ucap Zabihullah, dilansir dari BBC, Selasa 3 Maret 2020.
"Jika 5.000 anggota kami tidak dibebaskan, maka tidak akan ada dialog intra-Afghanistan," sambungnya. Ia menegaskan pembebasan 100 atau 200 tahanan tidak cukup untuk memulai dialog.
Sebelumnya, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah berjanji akan membebaskan 5.000 tahanan Taliban.
Padahal dalam perjanjian damai AS-Taliban, disebutkan bahwa 5.000 militan Taliban akan ditukar dengan 1.000 prajurit atau pegawai Afghanistan pada tanggal 10 Maret.
Ghani mengatakan pembebasan tahanan "tidak bisa dijadikan prasyarat dialog," namun harus menjadi bagian dari negosiasi.
Inti dari perjanjian damai AS-Taliban adalah penarikan pasukan Negeri Paman Sam dari Afghanistan. Sebagai gantinya, Taliban akan menjamin keamanan di Afghanistan dan menggelar dialog langsung dengan pemerintah lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News