"Keamanan internasional semakin rumit, begitu juga dengan stabilitas di Laut Tiongkok Selatan dan Laut Tiongkok Timur," ujar Kishada yang secara tidak langsung merujuk pada Tiongkok yang bermasalah di Laut Tiongkok Selatan dan Laut Tiongkok Timur. "Saya harap peralatan ini akan memperkuat kemampuan otoritas penegak (hukum) pesisir Vietnam."
Vietnam adalah satu dari empat negara di kawasan Asia Tenggara yang menyimpan sengketa teritorial dengan Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan. Petugas maritim kedua negara bahkan telah beberapa kali terlibat bentrok di lautan tersebut. Konflik kedua negara meruncing setelah Tiongkok menempatkan rig minyak di perairan yang juga diklaim Vietnam pada 2 Mei lalu. Adapun Jepang berseteru dengan Tiongkok mengenai teritorial di kawasan Laut Tiongkok Timur.
Kishada menyatakan kapal-kapal yang disumbangkan tersebut bernilai sekitar 500 juta yen (sekitar Rp 57,4 miliar) . Selain itu, lanjutnya, Jepang juga membantu pelatihan dan peralatan untuk membantu penjaga pantai dan perikanan Vietnam. Seperti dilansir Reuters, seorang pejabat senior yang anonim di Tokyo mengatakan bantuan itu akan diserahkan pada akhir tahun.
Tiongkok tidak menunjukkan upaya mengurangi sengketa teritorial di kawasan perairan-perairan tersebut. Pada awal pekan ini, armada Tiongkok menggelar latihan tembak dengan roket selama lima hari ke Laut Tiongkok Timur yang berbatasan dengan Jepang dan Teluk Tonkin yang berbatasan dengan Vietnam.
Dua hari lalu, Juru bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok Geng Yansheng menyatakan kegiatan tersebut tidak ditargetkan ke negara lain dan hanya sebagai latihan rutin. Namun, para analis menilai hal tersebut terkait dengan konflik di lautan dengan Jepang dan Vietnam. Di sisi lain, otoritas Tiongkok menerapkan pengetatan terhadap lalu lintas penerbangan akibat latihan tersebut. Biro Keamanan Publik menyatakan hal tersebut berlaku sampai pertengahan Agustus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News