Menteri Lingkungan Hidup Korsel Cho Myung Rae, mengumumkan langkah-langkah khusus pemerintah buat memerangi polusi debu halus. Ia mengatakan Seoul akan meminta Beijing melakukan percobaan hujan buatan bersama di atas laut antara kedua negara tahun ini demi membantu mengurangi tingkat debu di wilayah tersebut.
"Untuk meredakan kekhawatiran publik tentang partikel debu eksternal, pemerintah akan bekerja sama dengan Tiongkok dalam menangani debu halus berkepadatan tinggi," kata Cho dalam konferensi pers di Kompleks Pemerintah Seoul, seperti dikutip dari laman UPI, Kamis 7 Maret 2019.
Cho dan mitranya dari Tiongkok, Li Ganjie, mengadakan pembicaraan di Beijing pada 26 Februari dan sepakat untuk bertukar informasi prakiraan cuaca dan teknologi dalam membangun sistem peringatan dini untuk debu halus.
Kedua menteri juga sepakat bertukar teknologi hujan buatan dan melakukan penelitian bersama tentang asal-usul polusi udara dan mengurangi polusi debu halus di Asia Timur Laut. Tiongkok dikenal sebagai salah satu unggulan dunia di bidang hujan buatan, bersama dengan Amerika Serikat.
Berdasarkan perjanjian itu, Korsel akan berupaya melakukan percobaan bersama dengan Tiongkok pada akhir tahun membuat hujan di Laut Kuning secara buatan, kata menteri itu. Eksperimen hujan buatan Korsel sendiri di atas Laut Kuning, diadakan 25 Januari, berakhir dengan kegagalan.
Jika konsentrasi tinggi debu halus terpantau cermat, kedua negara akan berbagi informasi tentang langkah-langkah pengurangan debu masing-masing dan meluncurkan upaya bersama melawan polusi udara berdasarkan perjanjian.
Seoul juga berencana mengadakan lokakarya bersama Beijing selama paruh pertama tahun ini membahas cara-cara berbagi informasi meteorologis sehubungan dengan langkah membangun sistem peringatan dini.
Jika sistem peringatan dini mulai beroperasi tahun depan, prakiraan debu halus yang andal akan dimungkinkan dua hingga tiga hari sebelumnya dan keakuratan prakiraan mingguan akan ditingkatkan, menteri itu menjelaskan.
Di dalam Negeri Ginseng, pemerintah akan mengambil tindakan pencegahan yang lebih kuat terhadap polusi debu halus, termasuk memperluas operasi truk semprotan air dan menutup lebih banyak pembangkit listrik tenaga batu bara, kata menteri.
Selain itu, pemerintah akan memasang fasilitas pembersih udara di atas sekolah dan gedung-gedung publik buat mengukur dampaknya terhadap pengurangan tingkat debu halus.
Pemerintah akan mempertimbangkan untuk melarang semua kendaraan milik negara dan kendaraan umum dari jalan-jalan jika tindakan pengurangan debu darurat diberlakukan selama lebih dari tiga hari berturut-turut di bawah Undang-Undang Khusus tentang Pengurangan dan Manajemen Partikulat Materi, yang mulai berlaku pada 15 Februari tahun ini.
Saat ini, hanya penggunaan kendaraan emisi kelas lima, sebagian besar truk diesel, yang diatur melalui tindakan darurat pemerintah. Tindakan penanggulangan pemerintah terbaru terjadi setelah Presiden Moon Jae-in memerintahkan Rabu untuk bekerja sama dengan Tiongok memerangi polusi debu halus.
Moon menginstruksikan pemerintah membahas langkah-langkah pengurangan debu dengan Tiongkok dan melihat kemungkinan bersama-sama menciptakan hujan buatan di atas laut antara kedua negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id