Lebih dari 12.000 plasma darah dalam kemasan yang diproduksi oleh perusahaan farmasi milik negara di Tiongkok telah terkontaminasi dengan HIV. (Foto: AFP).
Lebih dari 12.000 plasma darah dalam kemasan yang diproduksi oleh perusahaan farmasi milik negara di Tiongkok telah terkontaminasi dengan HIV. (Foto: AFP).

Tiongkok Selidiki Kontaminasi HIV Pada 12.000 Plasma Darah

Arpan Rahman • 07 Februari 2019 18:14
Shanghai: Sebanyak lebih dari 12.000 plasma darah dalam kemasan yang diproduksi oleh perusahaan farmasi milik negara di Tiongkok ditemukan telah terkontaminasi dengan HIV.
 
Pada Rabu 6 Februari, Komisi Kesehatan Nasional (NHC) mengatakan pihaknya telah menginstruksikan lembaga medis untuk menghentikan penggunaan sekumpulan imunoglobulin intravena yang diproduksi oleh Shanghai Xinxing Pharmaceutical, setelah menerima laporan bahwa paket tersebut sudah diuji mengandung HIV positif.
 
Imunoglobulin adalah antibodi yang dihasilkan dari plasma darah. Sistem kekebalan menggunakan imunoglobulin untuk memerangi patogen, dan dapat digunakan mengobati berbagai macam penyakit, termasuk radang sendi dan berbagai bentuk kanker.

Menurut The Beijing News, nomor kemasan yang tercemar 20180610Z terdiri dari 12.229 botol 50ml plasma, per tanggal kedaluwarsa 8 Juni 2021.
 
Tidak ada pasien yang dilaporkan tertular HIV, menurut kutipan dari perwakilan Pusat Pengendalian Penyakit Provinsi Jiangxi.
 
“Risiko infeksi HIV sangat rendah bagi mereka yang telah menerima pengobatan. Namun, program pemantauan tindak lanjut telah diatur saksama,” sebut NHC, mengutip para ahli.
 
Shanghai Xinxing Pharmaceutical sudah diinstruksikan menghentikan produksi produk dan memulai penarikan darurat.
 
“Kemasan harus disegel,” kata NHC. Catatan produksi dan inspeksi terkait juga telah disegel, sambil menunggu penyelidikan di tempat oleh sekelompok ahli yang dikirim oleh Badan Produk Medis Nasional.
 
Sebuah tim dari NHC juga sudah dikirim ke Shanghai demi mengawasi dan memandu pekerjaan terkait.
 
Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis 7 Februari 2019, sektor kesehatan Tiongkok dilanda sejumlah skandal dalam beberapa bulan terakhir.
 
Pada Sabtu, pihak berwenang mengatakan mereka mendisiplinkan lebih dari 80 pejabat terkait dengan skandal vaksin tahun lalu yang memicu kekhawatiran publik akan keamanan obat-obatan yang diproduksi di dalam negeri.
 
Changchun Changsheng Biotechnology -- produsen utama vaksin rabies Tiongkok -- dikenakan denda USD1,3 miliar (setara Rp18 triliun) pada Oktober setelah ditemukan memalsukan catatan.
 
Bulan lalu, dilaporkan dalam The Global Times bahwa polisi di provinsi Jiangsu, Tiongkok timur, memulai penyelidikan setelah setidaknya 145 anak menerima vaksin polio kedaluwarsa.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan