Sejak Rabu 20 Maret 2019 pagi, ratusan orang yang sebagian besarnya adalah Muslim sudah memenuhi area pemakaman. Mereka saling berpelukan dan menyemangati di samping deretan liang lahat yang baru saja digali.
Salah satu yang hadir adalah Abdul Aziz, seorang pengungsi asal Afghanistan. Saat kejadian pada Jumat 15 Maret, Abdul berani berhadapan langsung dengan pelaku, Brenton Tarrant. Ia bahkan sempat mengejar Tarrant hingga akhirnya pria asal Australia itu pergi meninggalkan lokasi dengan menggunakan sebuah mobil.
Dikenal karena keberaniannya saat itu, Abdul dipeluk banyak orang di sesi pemakaman pagi ini. Nama-nama yang akan dikuburkan tidak disebutkan, namun sejumlah orang mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa ada dua orang yang dikebumikan hari ini.
"Setelah salat, keluarga dan kerabat akan membawa jenazah untuk kemudian dimakamkan," ujar pejabat dewan kota Christchurch, Jocelyn Ritchie kepada awak media.
Sejumlah keluarga korban mengeluhkan lambannya identifikasi jenazah. Dalam Islam, sudah merupakan keharusan bahwa jenazah harus dimakamkan sesegera mungkin.
Dari 50 korban tewas, baru enam yang sudah dikembalikan ke keluarga masing-masing. Otoritas Selandia Baru mengaku melakukan yang terbaik untuk segera menyelesaikan proses autopsi dan identifikasi.
Komisioner Kepolisian Selandia Baru Mike Bush mengatakan proses penyerahan jenazah memang relatif lamban karena pihaknya harus memastikan 100 persen identitas tiap-tiap korban.
Sejauh ini, sudah ada 21 korban tewas yang berhasil diidentifikasi tim koroner. Bush berharap tambahan enam jenazah dapat diserahkan ke keluarga siang ini.
"Kami melakukan yang kami bisa semaksimal mungkin untuk mengembalikan jenazah kepada keluarga," sebut Bush.
Satu dari 50 korban tewas adalah seorang warga negara Indonesia bernama Lilik Abdul Hamid. Sebelumnya, Lilik sempat dikabarkan hilang tak lama usai penembakan, namun dikonfirmasi telah meninggal dunia oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Wellington satu hari setelah kejadian.
Baca: Seorang WNI Tewas dalam Penembakan di Selandia Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News