“Demokrasi, keberagaman, keterbukaan, untuk kemaslahatan seluruh masyarakat Indonesia harus terus dilanjutkan dan dipertahankan. Sama ketika Jerman pun akhirnya bersatu hingga saat ini,” kata Schoof dalam pidatonya semalam di Jakarta, Kamis 3 Oktober 2019.
Schoof menambahkan, di masa kepemimpinan Habibie dulu, dia telah membuka jalan demokrasi Indonesia dengan mengimplementasikan perubahan, kebebasan berbicara, membebaskan tahanan politik, serta rekonsiliasi dengan negara-negara tetangga.
“Habibie juga berhasil mempromosikan ilmu pengetahuan dan pendidikan di Indonesia. Saya mengakui, saya rindu kepada Habibie yang sangat mencintai Jerman,” ujar dia.
Schoof mengatakan, Habibie adalah sosok yang memiliki pengetahuan mendalam mengenai masyarakat dan budaya Jerman, dengan hubungan profesional dan pribadi yang sangat erat.
“Ketidakhadiran beliau malam ini, di mana dia selalu rutin datang setiap tahunnya, sangat membuat kami sedih, mengenang beliau,” tutur Schoof.
Hari Penyatuan Jerman tahun ini juga dihadiri oleh Perdana Menteri Jerman atau Minister-President of Lower Saxony, Stephan Weil dan Menteri Koordinator Kemaritiman RI Luhut Binsar Pandjaitan serta duta besar negara tetangga yang berkedudukan di Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News