Lapangan Tahrir adalah pusat dari pergerakan massa anti-pemerintah Irak yang telah berunjuk rasa sejak bulan lalu.
Menurut keterangan seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Irak kepada kantor berita Xinhua, Sabtu 16 November 2019, ledakan terjadi di tengah kerumunan orang di Lapangan al-Tayaran yang berdekatan dengan Lapangan Tahrir.
Ledakan terjadi saat demonstran dalam jumlah besar dan berbagai daerah berkumpul dekat Lapangan Tahrir.
Gelombang protes di Irak dipicu kekesalan warga atas maraknya korupsi di pemerintahan, buruknya layanan publik dan minimnya lapangan pekerjaan.
Hingga saat ini, belum ada grup yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan di dekat Lapangan Tahrir tersebut.
Awalnya gelombang protes di Irak hanya mengecam mengenai buruknya kondisi kehidupan.
Namun unjuk rasa kemudian meluas menjadi desakan untuk membubarkan pemerintahan Irak yang dipimpin Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi.
Data Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia Irak mencatat sedikitnya ada 325 warga Irak yang tewas dan 15 ribu terluka sejak aksi protes dimulai pada 1 Oktober.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News