Menurut keterangan otoritas kesehatan Karbala, ledakan yang terjadi di sebuah minibus itu juga melukai lima orang.
Dikutip dari AFP, seorang pria yang turun dari minibus sesaat sebelum ledakan telah ditangkap. Ia dicurigai telah menaruh bom di salah satu kursi minibus.
Serangan di Karbala tersebut merupakan salah satu yang terbesar terhadap warga sipil di Irak sejak ISIS dinyatakan kalah pada 2017. Meski begitu, sejumlah sel ISIS tetap aktif dan masih melancarkan serangan sporadis di Irak hingga saat ini.
Ledakan terbaru terjadi saat Muslim Syiah di Irak tengah merayakan dua acara keagamaan, Ashura dan Arbain, yang berlangsung sejak dua pekan terakhir.
Dalam periode religi ini, Syiah dari seantero kawasan beramai-ramai mendatangi Karbala, yang berjarak sekitar 80 kilometer dari Baghdad.
Arbain adalah peringatan tahunan yang menandai berakhirnya periode berkabung untuk Imam Hussein, sosok sentral dalam Syiah.
Sekitar 10 hari lalu, 31 peziarah tewas dan 100 lainnya terluka akibat terinjak-injak dalam peringatan Ashura. Peristiwa itu disebut-sebut sebagai yang terparah dalam sejarah acara Syiah tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News