Pernyataan Najib, yang muncul dalam sebuah kolom editorial media China Daily, dinilai paralel dengan sikap terbaru Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang terlihat ingin menjauh dari Amerika Serikat (AS).
Dalam editorial tersebut, seperti dikutip Reuters, Kamis (3/11/2016), PM Najib mengatakan negara-negara besar harus adil dalam bersikap terhadap negara yang lebih kecil.
"Dan ini termasuk mantan penguasa koloni. Bukan tempat mereka untuk menceramahi negara-negara yang pernah mereka eksploitasi tentang cara urusan dalam negeri," ujar PM Najib.
Malaysia adalah bekas koloni Inggris, sementara Filipina pernah dijajah AS di masa lalu.
PM Najib yang sedang menghadapi skandal finansial 1Malaysia Development Berhard (1MDB) di negaranya, berada di Beijing dalam kunjungan resmi pekan ini. Sejumlah analis menduga PM Najib ingin mengundang lebih banyak investor untuk memperbaiki citranya di Malaysia.
Nantinya PM Najib dijadwalkan bertemu Presiden Xi Jinping, PM Li Keqiang dan kepala legislatif Zhang Dejiang. Kunjungan Najib berawal pada Senin kemarin dan berakhir pada Minggu mendatang.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan mereka akan saling bertukar pandangan mengenai hubungan bilateral dengan Malaysia dan memperkuat kerja sama di beragam area.
Sejumlah pengamat mengatakan PM Najib kini condong ke Tiongkok usai AS ikut menginvestigasi skandal finansial 1MDB. PM Najib berkali-kali membantah terlibat skandal tersebut.
AS menuduh bahwa uang senilai USD3,5 miliar disedot dari 1MDB dalam sebuah skema pencucian uang yang disebut-sebut terbesar dalam sejarah. Menurut laporan Reuters, tuduhan tersebut membuat hubungan AS-Malaysia merenggang, setelah Najib menyebutnya sebagai "interfensi asing" dalam urusan internal Negeri Jiran.
.jpg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id