Aktivis mengecam insiden robohnya Rana Plaza di Bangladesh yang menewaskan 1.130 orang. (Foto: AFP/MUNIR UZ ZAMAN)
Aktivis mengecam insiden robohnya Rana Plaza di Bangladesh yang menewaskan 1.130 orang. (Foto: AFP/MUNIR UZ ZAMAN)

Unjuk Rasa Kenaikan Gaji, 1.500 Buruh Bangladesh Dipecat

Willy Haryono • 27 Desember 2016 16:49
medcom.id, Dhaka: Sejumlah perusahaan manufaktur Bangladesh memecat sedikitnya 1.500 buruh setelah terjadinya gelombang unjuk rasa menuntut kenaikan gaji, yang berujung pada berhentinya aktivitas beberapa pabrik penghasil barang-barang bermerek ternama. 
 
Puluhan ribu buruh melakukan aksi mogok kerja dari sejumlah perusahaan manufaktur di Ashulia yang membuat produk bermerek seperti GAP, Zara dan H & M sepanjang bulan ini. Para pengusaha khawatir pasokan produk di musim liburan akan terganggu. 
 
Kepolisian Bangladesh melabeli unjuk rasa buruh sebagai aksi ilegal. Sekitar 30 buruh telah ditangkap, termasuk tujuh pemimpin serikat pekerja dan seorang jurnalis yang meliput jalannya demonstrasi. 

Pada Selasa 27 Desember, beberapa pengusaha memecat sekitar 1.500 buruh dan melanjutkan operasi seperti biasa, setelah aktivitas sempat terhenti selama sepekan. 
 
Federasi Buruh Industri dan Garment Bangladesh (BGIWF) mencatat jumlah pekerja yang dipecat mencapai 3.500. Pemecatan ini juga disebut membuat beberapa koordinator unjuk rasa bersembunyi. 
 
"Semua pabrik telah melanjutkan operasi. Sekitar 90 persen buruh juga telah bekerja kembali," ujar Nur Nabi, seorang polisi lokal. 
 
"Sekitar 1.500 buruh telah dipecat. Para pemilik perusahaan telah melayangkan lima gugatan kepada para pekerja yang menyalahi aturan," sambung dia kepada AFP
 
Unjuk Rasa Kenaikan Gaji, 1.500 Buruh Bangladesh Dipecat
Kepolisian Bangladesh. (Foto: AFP)
 
Asosiasi Eksportir dan Manufaktur Bangladesh menolak permohonan desakan buruh yang meminta kenaikan gaji hingga tiga kali lipat dari upah minimum sebesar 5.300 taka atau sekitar Rp900 ribu. 
 
Babul Akhter, kepala BGIWF, menuduh otoritas Bangladesh menggunakan gaya militer untuk membungkam gerakan unjuk rasa. "Mereka menggunakan Special Power Act untuk menahan kepala serikat dan buruh," ungkap Akhter. "Sekitar 3.500 buruh telah dipecat dan 50 pemimpin serikat bersembunyi."
 
Kepala Kepolisian Ashulia menegaskan hanya mereka yang ditangkap adalah yang terlibat unjuk rasa bercampur kekerasan. 
 
Sektor industri garmen di Bangaldesh memiliki sejarah buruk dalam hal gaji dan kondisi kerja untuk sekitar empat juta pekerja. Unjuk rasa biasa terjadi dari waktu ke waktu. 
 
Gelombang unjuk rasa meningkat setelah runtuhnya kompleks pabrik Rana Plaza pada 2013 yang menewaskan 1.130 orang. Tragedi memicu kecaman internasional, yang mendesak perusahaan di Bangladesh untuk meningkatkan faktor keselamatan kerja.
 
Unjuk Rasa Kenaikan Gaji, 1.500 Buruh Bangladesh Dipecat
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan