medcom.id, Manila: Presiden Filipina Rodrigo Duterte diancam akan dibawa ke pengadilan kriminal internasionl (ICC), oleh negara Barat. Tetapi Duterte tak pedulikan hal itu.
Seorang jaksa dari ICC pada Oktober lalu mengatakan bahwa pengadilan yang berbasis di Den Haag, Belanda itu bisa memiliki yurisdiki untuk mengadili pelaku dugaan pembunuhan di luar hukum di Filipina.
Sejak naik ke tampuk kepresidenan, Duterte melakukan kampanye pemberantasan kelompok kriminal dan pengedar narkoba. Sejak 30 Juni hingga saat ini, diperkirakan 2.500 jiwa tewas dan sisanya diyakini korban dari pembunuhan di luar hukum atau pengedar narkoba yang membunuh saingannya.
"Kalian ingin menjebloskan saya ke dalam penjara? International Criminal Court (ICC)? omong kosong," tegas Duterte, seperti dikutip AFP, Selasa (29/11/20160.
Selain itu, Duterte mengecam Amerika Serikat (AS) yang disebutnya bersikap munafik dengan ancaman mengadilinya di ICC, padahal AS tidak termasuk dalam anggota ICC. Namun tidak dijelaskan bentuk ancaman dari AS itu.
Sementara Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS John Kirby menyebutkan bahwa tidak ada ancaman penangkapan dikeluarkan untuk Duterte.
Duterte pun mencibir keputusan AS yang tidak meratifikasi Statuta Roma, sebagai tanda sebuah negara bergabung dalam ICC. Duterte pun menyebut bahwa AS tidak menandatangani Statuta Roma karena ingin melindungi mantan Presiden George W. Bush, tanpa menyebutkan detailnya.
"Amerika sendiri mengancam untuk memenjarakan saya melalui International Criminal Court," sebut Duterte.
"Mereka bukan peratifikasi badan itu. Kenapa? Karena saat itu, mereka takut Bush akan dihadapkan pada pengadilan tersebut," pungkasnya.
Selama berbulan-bulan Duterte menimbulkan keresahan dunia internasional, terkait dengan perang Filipina melawan narkoba. AS, Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), selalu menjadi target kritikan langsung dari Duterte.
Mantan Wali Kota Davao itu sebelumnya menyebutkan bahwa pengacara di Eropa sangat busuk, bodoh dan memiliki otak seukuran kacang. Duterte bahkan menyebutkan kemungkinan akan mengikuti jejak Rusia untuk menarik diri dari ICC, sekaligus menyebutkan lembaga itu tidak berguna sama sekali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News