"Kita sadar masyarakat Indonesia yang ada di Malaysia itu ada yang legal dan tidak legal," ucap Mahathir dalam pernyataan bersama di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat 29 Juni 2018.
Menurut Mahathir mereka yang secara legal masuk ke Malaysia tidak datang sendirian, melainkan membawa keluarga termasuk anak-anak. Namun, tidak semua anak-anak itu memperoleh pendidikan layak.
"Anak-anak mereka perlu mendapatkan pendidikan dan harus ke sekolah," tuturnya.
Dia menambahkan, sudah ada beberapa sekolah di Semenanjung Malaka untuk anak-anak WNI, namun belum ada di Sabah dan Sarawak. Mahathir berjanji akan meninjau kembali hal tersebut.
"Ini akan kita perbaiki," imbuhnya.
Selain itu, keduanya juga membahas mengenai perlindungan tenaga kerja RI. Sekitar lebih dari 2,5 juta TKI mencari nafakh di Malaysia. Sayangnya hukum perlindungan yang memadai para TKI tersebut masih sering dilanggar pejabat baik di dalam maupun luar negeri.
Kunjungan Mahathir ke Indonesia adalah yang pertama kalinya usai terpilih kembali menjadi perdana menteri Malaysia. Indonesia, kata Mahathir, dipilih sebagai negara lawatan pertama karena kedekatan yang dimiliki kedua negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News