"Kelompok HAM, anggota kongres, betapa bodohnya Anda," ujar Duterte pada pidatonya, seperti dikutip Straits Times, Senin (27/6/2016).
"Saya percaya pada retribusi. Kenapa? Anda harus membayarnya. Ketika Anda membunuh seseorang, memperkosa seseorang, Anda akan mati," lanjutnya lagi.
Pada kampanye sebelum dirinya terpilih, ia berjanji bahwa puluhan ribu orang dengan kesalahan berat akan dihukum mati.
Ia juga mengatakan bahwa lebih suka hukuman mati dengan cara digantung dari pada ditembak karena penembakan akan membuang-buang peluru. "Mematahkan tulang belakang itu lebih manusiawi," imbuhnya lagi.
Kelompok HAM lokal dan asing telah menyatakan keprihatinan mendalam tentang rencana-rencananya sebagai presiden. Kelompok HAM tersebut juga dituduh main hakim sendiri.
Kepala HAM PBB, Zeid Ra'ad Al Hussein, pada bulan ini mendesak Duterte untuk tidak memperkenalkan kembali hukuman mati. Ia juga sempat mengkritik kampanyenya yang membeberkan rencana-rencana ekstrimnya saat menjadi presiden nanti.
Filipina telah menghapus hukuman mati pada 2006 setelah perdebatan sengit dengan Gereja Katolik. Agama Katolik dianut oleh 80 persen warga Filipina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News