"Selama 10 tahun terakhir, Uni Eropa telah memberikan bantuan lebih dari setengah miliar euro untuk Indonesia, dengan target pendidikan, tata kelola pemerintahan, penggunaan lahan dan hutan, dan juga perubahan iklim," kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Vincent Guerend pada pidatonya di Hotel Meridien, kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (11/5/2016).
"Selain itu, Uni Eropa juga telah mendukung perdagangan, pembangunan ekonomi dan pelayanan kesehatan," lanjutnya.
Tema dari laporan kerja sama pembangunan Uni Eropa-Indonesia 2016 ini salah satunya melambangkan tujuan Uni Eropa mendukung demokrasi, transparansi dan akuntabilitas di Indonesia.
Tata kelola pemerintahan, kata dia, sangat berkaitan dengan bagaimana institusi publik menjalankan peranan mereka, mengelola sumber daya publik serta melindungi juga mendukung hak asasi manusia.
"Uni Eropa dan negara-negara anggota memiliki sejumlah inisiatif dalam tata kelola pemerintahan," imbuhnya lagi.
Uni Eropa dan 28 negara anggotanya merupakan donor utama di dunia pada 2015. Dana bantuan sebesar 68 miliar euro pada 2015 menggarisbawahi komitmen Uni Eropa untuk pembangunan dan mendukung Sustainable Development Goals (SDGs).
Di Indonesia, Uni Eropa telah menciptakan kerja sama yang erat dengan mendukung pembaruan dalam berbagai bidang dan melalui berbagai program bantuan.
"Uni Eropa juga mendukung ditiadakannya penyalahgunaan dan korupsi juga memprioritaskan penegakan hukum," tandas Dubes Guerend.
Blue Book diluncurkan dalam peringatan berdirinya Uni Eropa pada 9 Mei. Selain itu, dalam memperingati berdirinya Uni Eropa, diselenggarakan juga Europe Month selama sebulan penuh.
Peluncuran buku ini juga dihadiri oleh sejumlah perwakilan Pemerintah Indonesia, Duta Besar Jerman untuk Indonesia Georg Witschel dan Duta Besar Denmark untuk Indonesia Casper Klynge.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News