Tujuh ABK WNI dari 13 ABK diculik oleh kelompok Abu Sayyaf pada 22 Juni lalu dari TB Charles 001 di perairan Sulu, Filipina Selatan. Hingga kini, mereka masih berada di tangan penyandera.
"Tujuan utamanya mereka meminta informasi mengenai perkembangan terakhir upaya Pemerintah Indonesia untuk membebaskan sandera. Mereka juga minta pendampingan lebih dekat ke keluarga mengenai upaya pembebasan," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Internasional Kemenlu, Lalu Muhamad Iqbal kepada para wartawan di kantornya, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat.
"Kita sama-sama menyampaikan dan juga dimonitor oleh DPR bahwa bagi kita semua keselamatan sandera jadi prioritas utama. Langkah-langkah yang akan diambil tentu dikalkulasi dengan mempertimbangkan keselamatan sandera," lanjutnya lagi.
Pria yang akrab disapa Iqbal ini juga mengatakan bahwa komunikasi terakhir terjadi pada malam tadi di mana semua korban sandera dalam keadaan baik dan sehat walafiat.
"Kita juga sampaikan update terbaru, sampai hari ini, keadaan sandera sehat dan baik-baik. Kami dapat info tersebut langsung dari koordinasi dan konsultasi dari pihak di Filipina dan juga Indonesia," tuturnya.
Mega, istri dari salah satu korban sandera yang bernama Ismail, mengaku sudah mendengarkan penjelasan dari Pemerintah Indonesia mengenai keadaan di sana.
"Sudah sempat berkomunikasi (dengan korban), saat ini kami mendengarkan penjelasan dari Kemenlu mengenai upaya pembebasan anggota keluarga kami," ungkap Mega dengan mata berkaca-kaca.
Lima anggota keluarga yang hadir di kantor PWNI Kemenlu adalah sebagai berikut:
1. Mega, istri dari Ismail (Mualim I)
2. Elona, istri dari Robin Piter (Juru Mudi)
3. Abdul Muis, ayah dari Fery Arifin (Kapten)
4. Rushi, kakak dari Edy Suryono (Masinis II)
5. Agchrita Permata, anak dari Muhammad Nasir (Masinis III)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News