Imigran gelap mencari tempat baru (Foto: AFP)
Imigran gelap mencari tempat baru (Foto: AFP)

Tujuan Ambisius Bali Process: Lenyapkan Perdagangan Manusia

Sonya Michaella • 22 Maret 2016 10:36
medcom.id, Bali: Pelaksanaan Bali Process memiliki tujuan ambisius untuk menyelesaikan masalah perdagangan manusia. Duta Besar Australia untuk isu Perdagabgan Manusia Andrew Goledzinoswki menyuarakan hal tersebut.
 
Pelaksanaan Bali Process on People Smuggling, Trafficking in Persons and Related Transnational Crime pada 22-23 Maret dihadiri oleh 44 negara anggota di Bali.
 
Duta Besar Australia untuk isu penyelundupan manusia Andrew Goledzinoswki juga memberikan sedikit pidato untuk membuka pelaksanaan Bali Process keenam ini.

"Sejak pertemuan terakhir pada 2013 lalu, Bali Process sudah lakukan banyak aktivitas untuk membangun kerja sama antara negara anggota dalam mengatasi masalah-masalah tersebut," ujar Andrew di Nusantara Ballroom, Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, Bali, Selasa (22/3/2016).
 
"Sangat penting untuk dipahami bahwa ini semua adalah proses berkelanjutan, kita memang tidak setiap tahun bertemu tapi kerja sama kita semua harus tetap berjalan," lanjutnya.
 
Ia menuturkan sejak Senior Officials Meeting Bali Process terakhir, dunia sudah berubah dan banyak hal yang terjadi. Migrasi sudah menjadi isu global yang sangat disoroti di dunia dan ini adalah masalah bagi banyak negara.
 
"Kami percaya Bali Process harus meningkatkan usahanya, tidak hanya melanjutkan apa yang sudah ada tetapi kita harus berusaha lebih keras dengan tujuan yang ambisius mengingat program atau outline yang diajukan kali ini lebih ambisus daripada sebelumnya," tegasnya.
 
"Kita harus lebih fleksibel dalam mendukung negara yang terkena dampak masalah ini," tambah Andrew.
 
Ia juga mengungkapkan sangat senang Bali Process akhirnya bisa diadakan lagi untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut umat manusia, yaitu penyelundupan manusia, perdagangan manusia dan masalah transnasional.
 
Bali Process ini diikuti 267 delegasi termasuk 17 menteri dari 48 negara. Pertemuan ini juga diikuti oleh lima negara pengamat dan enam organisasi internasional.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan