Dalam keterangan di Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Rabu 28 Agustus 2019, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa "Indonesia dan Negara Teluk adalah mitra strategis dalam perdamaian dan kemakmuran. Ini era baru kemitraan kami."
Konsultasi tahunan Tingkat Tinggi antara Indonesia dan Negara Teluk merupakan forum tahunan dialog strategis antara Indonesia dan Negara Teluk. Mekanisme ini sebagai implementasi komitmen serta untuk memperkokoh kemitraan Indonesia dan Negara Teluk yang disepakati tahun 2015.
Forum ini akan menjadi wadah konsultasi Indonesia dan Negara Teluk untuk membahas secara regular berbagai perkembangan kerja sama ekonomi dan juga membahas perkembangan stabilitas dan keamanan di Kawasan.
"Stabilitas dan keamanan kawasan Teluk dan Timur Tengah adalah bagian dari kepentingan nasional Indonesia," ucap dia.
Menlu Retno menambahkan Plan of Action tentang MoU ini sudah harus selesai sebelum berakhirnya tahun ini. Tim kedua pihak juga sudah disiapkan.
"MoU ini memang terkait konsultasi. Jadi mulai tahun depan saya usulkan konsultasi sudah dimulai dan GCC menyambut dengan baik," ungkap Menlu Retno.
Kemitraan Indonesia dan Negara Teluk terus berkembang. Dalam dua tahun terakhir misalnya, terjadi peningkatan perdagangan Indonesia dan negara teluk sebesar 40 persen dari USD8,68 miliar pada 2016 menjadi USD12,15 miliar pada 2018.
Di saat yang sama, total investasi negara Teluk di Indonesia meningkat 26 persen dari USD60,3 juta (Rp859 miliar) pada 2016 menjadi USD76,1 juta (Rp1,085 triliun) pada 2018.
"Meskipun terjadi peningkatan kerja sama ekonomi, masih terdapat ruang yang besar untuk meningkatkan kerja sama Indonesia dan Negara Teluk untuk kesejahteraan rakyat kedua negara," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News