"Komite Pusat Partai Komunis Tiongkok mengajukan proposal untuk menghilangkan aturan dalam konstitusi bahwa presiden dan wakil presiden Republik Rakyat Tiongkok tidak boleh memimpin lebih dari dua periode," lapor Xinhua.
Masih dari laporan Xinhua, disebutkan bahwa komite sentral partai yang beranggotakan 205 orang berusaha mengubah memodifikasi konstitusi mengenai batas waktu kepemimpinan.
Jika benar-benar terjadi, maka Presiden Tiongkok saat ini, Xi Jinping, dapat terus memimpin Negeri Tirai Bambu melebihi dua periode.
"Benar-benar sangat mengejutkan," ujar Susan Shirk, salah satu pakar politik Tiongkok asal Amerika Serikat (AS).
"Saya tidak mengira deklarasi terbuka dari rezim saat ini," lanjut dia.
Shi Yinhong, profesor dari Universitas Renmin di Beijing, menyebut ini artinya Tiongkok kemungkinan akan dipimpin Xi dalam waktu lama. "Tiongkok akan terus maju berdasarkan arahan Xi dan kepemimpinan absolutnya," tutur Yinhong.
Lima tahun pertama dari kepemimpinan Xi, yang dimulai usai dirinya menjadi sekretaris jenderal partai pada akhir 2012, dinilai sejumlah orang sebagai masa terburuk terkait kebebasan berpendapat. Di bawah kepemimpinan Xi, aktivis dan kritikus tidak dapat banyak bergerak.
"Ini akan semakin memburuk. Konsekuensinya akan semakin parah," ucap Wu'er Kaixi, tokoh oposisi Tiongkok yang mengasing diri usai membantu gerakan protes Tiananmen pada 1989.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News