Penjagaan ini dilakukan di tengah kekhawatiran akan adanya kerusuhan anti-Muslim yang menyebabkan tiga orang tewas tersebut, dapat menyebar ke seluruh negeri. Sementara itu, sebagian besar bisnis milik Muslim di negara kepulauan ditutup pada Jumat 9 Maret 2018, sebagai langkah mencegah serangan di distrik Kandy.
Kepala tentara Mahesh Senanayake mengatakan, dalam kunjungannya ke Kandy, dia menjanjikan perlindungan dari militer di dekat masjid-masjid di seluruh negeri.
"Warga Muslim ingin agar tetap aman dalam melaksanakan ibadah," ucap Mahesh saat mengunjungi Kandy kemarin, seperti dilansir dari laman AFP, Jumat 9 Maret 2018.
Kerusuhan di Kandy meningkat kala seorang pria Muslim ditemukan tewas di sebuah bangunan yang terbakar pada Selasa lalu. Bentrok ini memicu situasi darurat di negara tersebut.
Pada Rabu lalu, Pemerintah Sri Lanka memberlakukan status darurat nasional untuk pertama kalinya akibat bentrokan antar agama. Status darurat tersebut berlaku selama 10 hari di negara itu.
Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe berjanji bahwa pemerintah akan bertindak tegas terhadap insiden ini.
"Negara ini sadar dengan nilai-nilai perdamaian, rasa hormat, persatuan dan kebebasan. Pemerintah mengecam tindakan rasis dan kekerasan," tegas Wickremesinghe dalam sebuah pernyataan.
Ketegangan antar Budha dan Muslim sebenarnya sudah terjadi cukup lama di Sri Lanka. Namun, kini dirasa semakin besar sejak berakhirnya perang saudara.
Pembakaran dan kerusuhan melanda Distrik Kandy dalam beberapa hari terakhir. Kejadian ini hampir sama ketika massa membakar tempat usaha muslim dan sebuah masjid, Februari lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News