Meskipun Vietnam memiliki catatan penerbangan sipil yang baik, kecelakaan pesawat dan helikopter militer,-yang bergantung pada alat impor,- kebanyakan dari sekutu lama Rusia.
Kedua pilot yang jatuh di Provinsi Khanh Hoa meninggal ketika pesawat Yakovlev Yak-52 jatuh di dekat gunung. Seorang pilot dilaporkan tewas seketika di lokasi kecelakaan.
"Satu ditemukan tewas sementara yang lain meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit," kata seorang kepala daerah setempat, Nguyen Ngoc Khue, seperti dikutip AFP, Jumat, 14 Juni 2019.
Situs kecelakaan itu diblokir untuk diselidiki, Khue menambahkan, dan foto-foto di media pemerintah menunjukkan gumpalan asap mengepul dari pesawat yang jatuh.
Yak-52 melakukan penerbangan pertamanya pada tahun 1976 di Rusia dan kemudian diproduksi di Rumania oleh Aerostar. Pesawat itu dirancang untuk melatih pilot akrobatik sipil dan pilot militer di bekas Uni Soviet.
Kecelakaan Jumat terjadi setelah beberapa kecelakaan serupa di negara komunis dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Juli 2018, dua pilot terbunuh ketika berlatih di provinsi Nghe An tengah di Sukhoi Su-22 buatan Rusia milik Angkatan Udara Vietnam. Sementara setidaknya 14 orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan militer pada tahun 2016.
Vietnam berupaya untuk memodernisasi peralatan militernya dengan membeli lebih banyak peralatan dari mitra di luar sekutu lama Soviet, Rusia, termasuk dari Prancis, Jerman dan Israel.
Presiden AS Donald Trump juga mendorong Hanoi untuk membeli lebih banyak peralatan Amerika untuk mempersempit kesenjangan perdagangan. Pengamat mengatakan Vietnam bersedia melakukannya, tetapi bisa berjuang untuk membeli perangkat keras militer AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
