Menurut Said, kegiatan beragama di Timteng dijalankan terpisah dari nilai-nilai nasionalisme dan kebangsaan.
"Di Timur Tengah tidak ada ulama yang nasionalis, dan tidak ada nasionalis yg menunjukkan diri sebagai ulama," ungkap Said di Kantor PBNU, Jakarta, Senin (22/2/2016).
Ia mengungkapkan di Timur Tengah, nasionalisme dan agama berjalan berseberangan. Berbeda dengan di Indonesia, di mana ulama bisa saja menunjukkan dirinya seorang nasional sejati.
Said menuturkan Indonesia adalah negara yang menyatukan pemikiran agama dengan nasionalisme. PBNU berharap Indonesia akan tetap menjadi negara damai dan toleran, dengan menjunjung tinggi beragam perbedaan.
Meski mayoritas penduduk di Indonesia adalah Muslim, Said tidak setuju jika negara ini menjadi negara Islam.
"Model pemikiran agama di Timur Tengah tidak bisa dibawa ke Indonesia, harus kita tolak," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News