Mereka yang selamat dari bencana dan kerabat korban tewas meletakkan karangan bunga di sebuah monumen beton. Mereka menuntut keadilan di momen peringatan lima tahun tragedi tersebut.
Beberapa orang memegang foto korban hilang yang nasibnya belum diketahui hingga kini. Sekitar 3.500 pekerja berada di dalam kompleks pabrik saat kejadian. Pabrik itu memproduksi beragam pakaian bermerek ternama dunia.
Pengadilan Bangladesh telah berulang kali mencoba mengangkat kasus pembunuhan dalam tragedi tersebut, namun belum ada satu orang pun yang dijadikan terdakwa.
Abdul Awwal, 58, pergi ke lokasi kejadian di Savar di pinggiran kota Dhaka dari distrik pedesaan Pabna di utara. Ia datang untuk mengenang putrinya yang berusia 25 tahun, Rozina Khatun. Jasadnya belum ditemukan hingga saat ini.
"Dia meninggalkan seorang putra berusia 11 bulan. Suaminya menikah lagi dan meninggalkan putranya kepada kami. Bahkan setelah tes DNA pada sejumlah jasad, saya belum memiliki jasad putri saya," kata Awwal, seperti dilansir AFP, Selasa 24 April 2018.
"Anak itu tidak memiliki kenangan tentang ibunya. Dia bahkan tidak memiliki makam untuk diziarahi," tambahnya, sambil menangis.
Kepolisian Bangladesh menyebut sekitar 500 orang berunjuk rasa dan melakukan pawai kecil di jalan raya di depan reruntuhan kompleks pada pagi hari. Sebagian orang lainnya tiba pada malam hari, dan menempatkan karangan bunga di monumen peringatan.
Inspektur Polisi Abdul Goni mengatakan kepada AFP sekitar 300 petugas telah dikerahkan untuk mencegah terjadinya kerusuhan di lokasi unjuk rasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id