"Akhirnya kami bisa keluar dari LDC. Sekarang, saatnya kami berpusat pada pembangunan negara dengan tiga konsentrasi ekonomi," kata Duta Besar Bangladesh untuk Indonesia Azmal Kabir di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin 9 April 2018.
"Bangladesh juga akan mendukung SDGs 2030 di mana kami berpusat pada pembangunan negeri, kesehatan, pendidikan dan kesetaraan gender," lanjut dia.
Bangladesh adalah satu dari 47 negara yang masuk dalam kategori negara-negara paling lamban berkembang menurut PBB karena memiliki penghasilan rendah.
Selain itu, negara ini juga menghadapi hambatan struktural terhadap pembangunan berkelanjutan. Negara-negara LDC sangat rentan terhadap guncangan ekonomi dan lingkungan, serta memiliki tingkat sumber daya manusia yang rendah.
"Kami tentu terinsipirasi dengan sejumlah negara yang lebih dulu sudah keluar dari LDC yaitu Botswana, Cape Verde, Maladewa, Samoa dan Equatorial Guinea," ungkap dia lagi.
Keluarnya Bangladesh dari LDC juga ditanggapi oleh Dubes Myanmar untuk Indonesia, Ei Ei Khin Aye. Ia menambahkan, Bangladesh harus menunjukkan kepada dunia bahwa mampu membangun negerinya lebih dari sekarang.
"Kami juga bekerja sama di beberapa bidang. Bangladesh mitra yang baik dan kami tahu kemampuan mereka. Kami bersama-sama membangun dan bekerja sama," tukasnya.
Bangladesh dan Myanmar diketahui bekerja sama untuk merepatriasi pengungsi Rohingya. Namun kendati sudah membentuk kesepakatan, hingga saat ini lebih dari 700 ribu Rohingya masih ditampung di Cox’s Bazar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id