Jutting yang merupakan seorang bankir asal Inggris tersebut memang disebutkan sering melakukan pesta seks "gila" dengan narkotika. Pesta seks tersebut berlangsung sekitar dua hingga tiga hari.
Salah seorang rekan kerja Sumarti mengatakan pria berusia 29 tahun itu juga selalu mem-booking sepuluh hingga sebelas perempuan tiap malamnya.
"Dia akan membayar tiap perempuan sekitar 11 ribu dolar Hongkong (Rp17 juta) untuk sepanjang malam. Jadi tiap pesta dia bisa menghabiskan sekitar 121 ribu dolar Hongkong (Rp188 juta)," ujar salah seorang rekan Sumarti seperti yang dilansir oleh Dailymail, Selasa (4/11/2014).
Dia mengatakan, Jutting kadang membawa beberapa perempuan ke apartemen mewah miliknya. Walau tidak untuk berpesta.
"Ada sebuah kolam di atap kediaman J, dan bangunan itu memiliki sauna, bak mandi uap dan sebuah kamar serbaguna. Dia kadang membawa beberapa perempuan, tapi tidak untuk berpesta," ujar perempuan yang berinisial AJ itu.
Sebelumnya, dua WNI menjadi korban pembunuhan brutal yang dilakukan seorang bankir asal Inggris, Rurik Jutting. Dari pengembangan kasus, diketahui bahwa salah satu korban, Sumarti Ningsih, dijanjikan akan dibayar 18 juta rupiah per malam.
Pada Sabtu (1/10/2014), kepolisian Hong Kong menangkap Rurik Jutting di sebuah apartemen. Ia dituduh membunuh Sumarti dan seorang WNI lain, Jesse Lorena Ruri.
Polisi menemukan jasad Sumarti membusuk dalam koper. Tangan dan kakinya diikat. Polisi memperkirakan Sumarti meninggal lima hari lalu. Sedangkan polisi menemukan Jesse dalam kondisi kritis dengan leher hampir putus. Namun sayang nyawanya juga tidak bisa diselamatkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News