Perdana Menteri Malaysia Najib Razak bersama para pendukung (Foto: AFP).
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak bersama para pendukung (Foto: AFP).

Lima Alasan PM Najib Razak Berpeluang Menang Pemilu Malaysia

Fajar Nugraha • 08 Mei 2018 18:07
Kuala Lumpur: Pemilihan Umum Malaysia 2018 dimulai dalam hitungan jam. Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan mantan PM Mahathir Mohamad akan bersaing.
 
PM Najib saat ini dalam kubangan tuduhan skandal keuangan, kemarahan rakyat atas kenaikan harga kebutuhan sehari-hari dan ancaman dari oposisi.
 
Tetapi dia dianggap sebagai kandidat pemenang yang paling potensial. Berikut lima alasan mengapa Najib kemungkinan besar akan tetapi menjadi Perdana Menteri Malaysia, menurut AFP:
 
Skandal?
 
Meskipun kontroversi meliputi mengenai tuduhan korupsi 1MDB mendapatkan perhatian internasional, skandal ini meredup di kalangan rakyat Malaysia. Bahkan skandal ini sepertinya tidak akan menyebabkan Najib kehilangan kekuasaannya.
 
Miliaran dolar disebut-sebut diambil dari dana 1MDB,-yang pada dasarnya dibuat di pemerintahan Najib- untuk dibelikan kepentingan pribadi Najib termasuk properti di Amerika Serikat hingga kapal pesiar. Sementara sejumlah besar dana 1MDB tersebut berakhir di rekening pribadi Najib.
 
Najib dan 1MDB membantah tuduhan tersebut. Meskipun banyak warga Malaysia tidak senang mendengar kabar korupsi ini, skandal ini meredup di pikiran rakyat. Mereka justru memindahkan kepada isu lain.
 
"Biaya kebutuhan hidup yang tinggi, terutama bahan makanan, akan menjadi isu utama," tutur anggota parlemen dari partai oposisi, Partai Aksi Demokrasi, Charles Santiago.
 
Kecurangan sistem
 
TUduhan kecurangan dalam pemilu tidaklah baru di Malaysia, terutama dengan Barisan Nasional yang sudah berkuasa puluhan tahun. Tetapi pengamat mengingatkan bahwa pemerintahan Najib bisa melakukan hal lebih jauh untuk mempertahankan kekuasaan.
 
Mengubah peta pemilu pada Maret lalu menyebabkan konstituen pemilih dipenuhi suara dari mayoritas Melayu Muslim yang umumnya sangat mendukung pemerintah. Sementara kelompok pemerhati hak sipil mengkritik tidak teraturnya daftar pemilih termasuk munculnya nama warga yang sudah meninggal. BN pun bersikeras bahwa pemilu akan berlangsung adil.
 
Memainkan isu ras
 
Najib terus meningkatkan basis pendukung pribumi melayu. Dengan mencapai 60 persen dari 32 juta penduduk Malaysia, tentunya mereka adalah basis suara yang kuat.
 
Dalam praktiknya, pemerintahan Najib mengeluarkan uang tunai yang ditujukan sebagai bantuan kepada pelayan publik dan warga miskin.
 
Selain itu Najib mengingatkan bahwa kemenangan dari pihak oposisi akan menjadi mimpi buruk bagi rakyat Malaysia, yang bisa terancam hak istimewa dalam strata masyarakat Negeri Jiran.
 
Pengamat Malaysia dari John Cabot University Bridget Walsh mengatakan, Najib melakukan kampanye agresif dan cenderung rasis untuk meyakinkan komunitas Melayu. Banyak dari warga Malaysia akan tetap mendukung BN karena memberikan kenyamanan selama puluhan tahun.
 
Isu internal oposisi
 
Aliansi empat partai oposisi, Pakta Harapan, mendapat dorongan besar ketika mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad dipilih untuk mencalonkan diri sebagai calon perdana menteri mereka, dan mereka berharap nasionalis Melayu akan membantu suara masyarakat yang belum menentukan pilihan, menjauhi BN.
 
Tapi itu mungkin terlalu sedikit, terlalu terlambat untuk blok yang sudah lama bermasalah.
 
Kelompok oposisi sebelumnya tercerai berai pada 2015 di tengah perselisihan antara DAP dan Partai Islam Pan-Malaysia (PAS) atas hukum Muslim. PAS telah menempuh jalannya sendiri dan mengajukan kandidat secara terpisah pada pemilihan, yang dapat memecah suara oposisi.
 
Pihak oposisi juga kehilangan pemimpin lama mereka Anwar Ibrahim, salah satu politisi paling karismatik di negara itu. Anwar saat ini dipenjara setelah dinyatakan bersalah melakukan sodomi dalam kasus yang menurut pendukungnya bermotif politik.
 
Ekonomi yang kuat
 
Upaya Najib untuk mempertahankan kekuasaan dibantu oleh pertumbuhan ekonomi meningkat, yang membukukan tingkat pertumbuhan tahunan terbaiknya selama tiga tahun di 2017 pada 5,9 persen.
 
Perekonomian Malaysia mengambil keuntungan dari bantuan tunai Najib kepada masyarakat berpenghasilan rendah, yang memberi daya beli kepada konsumen serta ledakan ekspor.
 
Kenaikan harga minyak baru-baru ini juga akan membantu, karena Malaysia adalah satu-satunya pengekspor minyak di antara negara-negara besar di Asia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan