Protes tersebut pecah saat Presiden Korsel Moon Jae-in akan berangkat ke Washington untuk pertemuan perdananya dengan Presiden AS Donald Trump, beberapa hari lagi.
Dilansir AFP, Minggu 25 Juni 2017, sekitar empat ribu demonstran diperkirakan hadir untuk memrotes sistem pertahanan gabungan AS dan Korsel ini.
Mereka membawa spanduk bertuliskan "Trump hentikan pemaksaan ke Korsel untuk sebarkan THAAD" dan "Tidak Ada THAAD dan Tidak Ada Trump".
Menurut laporan, mayoritas demonstran berasal dari daerah tenggara Seongju di mana sistem pertahanan rudal tersebut bekerja.
Mereka yakin bahwa pergerakan sistem pertahanan tersebut akan menyebabkan bahaya kesehatan dan lingkungan dan kehadiran THAAD di lingkungan Seongju akan menjadikan daerah tersebut sasaran Korut.
THAAD terlebih dahulu disepakati oleh mantan Presiden Korsel, Park Geun-hye yang disebut-sebut menyetujuinya tanpa melakukan peninjauan lokasi terlebih dahulu.
Penyebaran sistem pertahanan rudal ini juga ditentang oleh China. Negara penyokong Korut ini khawatir bahwa akan ada pencemaran lingkungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News