"Saya telah mengambil keputusan yang tidak mudah. Saya mengundurkan diri sebagai presiden," tuturnya dalam pidato yang disiarkan televisi, dilansir dari laman Channel News Asia, Rabu 20 Maret 2019.
Nazarbayev, 78, telah memimpin bekas republik Soviet tersebut sejak 1989. Awalnya, dia merupakan pemimpin komunis dan kemudian menjadi presiden.
Posisinya digantikan oleh Kassym-Jomart Tokayev, 65, hingga masa jabaran Nazarbayev selesai pada Maret 2020. Tokayev adalah majelis tinggi parlemen di Kazakhstan. Dia juga merupakan mantan perdana menteri dan diplomat karier.
Nazarbayev telah membantu menarik puluhan miliar dolar dari perusahaan-perusahaan energi asing. Dia mengatakan aka terus memimpin Dewan Keamanan dan tetap menjadi pemimpin partai Nur Otan yang mendominasi parlemen.
Mundurnya Nazarbayev diikuti meningkatnya ketidakpuasan sosial dan ekonomi yang sedang dipulihkan akibat harga minyak yang jatuh pada 2014.
Sanksi Barat terhadap Rusia, mitra dagang utama Kazakhstan, juga menekan perekonomian negara tersebut. Pengunduran dirinya terjadi tiba-tiba, hanya beberapa pekan usai dia membubarkan pemerintah negara itu.
Bulan lalu, dia mengumumkan paket anggaran senlai miliaran dolar untuk program sosial dan gaji pegawai negara. Dia juga menjanjikan investasi besar dalam infrastruktur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News