Kantor berita tersebut melaporkan bahwa beberapa keluarga dari korban penembakan asal Malaysia merasa frustrasi karena tidak adanya "cukup bantuan" dari pemerintah pusat di Kuala Lumpur.
Beberapa dari mereka, lanjut Star Online, mengklaim tidak mendapat bantuan finansial dari pemerintah Malaysia. Alhasil, mereka pun membentuk sendiri penggalangan dana Christchurch Malaysian Relief Fund.
Kementerian Luar Negeri Malaysia menyebut pemberitaan Star Online mengenai Christchurch "tidak akurat."
"Merujuk pada artikel di Star (Online) tertanggal 18 Maret, kami ingin menyoroti bahwa informasi di artikel tersebut tidak akurat," kata Kemenlu Malaysia.
"Malaysia melakukan yang terbaik dalam membantu korban beserta keluarga mereka," lanjutnya, seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Selasa 19 Maret 2019.
Mengenai bantuan dana, Kemenlu Malaysia mengatakan sudah ada "kontribusi personal dari beberapa warga Malaysia di Selandia Baru, termasuk yang tinggal di Wellington, kepada masing-masing keluarga korban sejak malam kemarin."
"Tambahan bantuan finansial dari berbagai sumber akan mengalir pekan ini," sebut Kemenlu Malaysia.
Kuala Lumpur juga mengatakan Selandia Baru telah menjamin bahwa berbagai biaya terkait semua korban yang terkena imbas penembakan akan ditanggung Accident Compensation Corporation.
Selain soal pendanaan, Kemenlu Malaysia memberikan laporan terbaru mengenai tiga korban luka. Ketiga warga Malaysia itu dikabarkan sudah semakin membaik dan merespons terhadap pengobatan.
Sementara hingga Senin kemarin, satu warga Malaysia masih dinyatakan hilang usai penembakan di Christchurch.
Wakil Perdana Menteri Malaysia Wan Azizah menekankan kembali bahwa pemerintahnya telah mengambil semua langkah yang diperlukan untuk membantu warga yang terkena imbas penembakan.
Baca: PM Selandia Baru Tak Mau Sebut Nama Teroris
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News