Menurut media The Intercept yang mendapatkan dokumen ini, kedua pilot tersebut bernama Ridwan Agustin dan Tommy Hendratno.
Ridwan dan Tommy saling mengenal. Salah satu dari mereka, Tommy, terlihat sedang berfoto di depan Gedung Opera Sydney Australia dalam sebuah akun Facebook. Tanggal dari foto itu adalah Agustus 2014.
Berdasarkan bukti dari akun Facebook, analis AFP meyakini keduanya "sudah terpengaruh elemen radikal, setidaknya dari lingkungan dunia maya."
"Sebagai hasilnya, kedua orang itu dapat mengancam keamanan," tulis laporan AFP, seperti dikutip Daily Mail, Kamis (9/7/2015).
Sementara Ridwan Agustin diketahui sebagai pilot AirAsia yang sudah bergabung sejak 2009. Dalam akun Facebooknya, Ridwan menunjukkan foto-foto ketika masih pelatihan di kantor Airbus di Tolouse, Prancis bersama tim AirAsia.
Ridwan disebut lulus pelatihan pilot dari AirAsia Academy pada Januari 2010. Bersama AirAsia, dia melintasi rute internasional termasuk Hong Kong dan Singapura serta rute domestik.
Pada September 2014, profil Ridwan Ahmad berubah nama menjadi Ridwan Ahmad Indonesiy. Saat itu dirinya menyatakan keinginan untuk bertempur di Kobani.
Di saat menyuarakan keinginan bergabung ISIS di Suriah, Ridwan berinteraksi dengan pilot Indonesia lainnya dari maskapai berbeda. Pilot itu diketahui juga kerap memposting dukungan untuk ISIS.
Sementara pada pertengahan Maret 2015, Ridwan memposting lokasi terakhirnya yang berada di Raqqa, Suriah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News