Kedua gempa bumi, berkekuatan magnitudo 5,4 dan 5,9, melanda provinsi Batanes, sebuah pulau di wilayah Filipina selatan pada Sabtu 27 Juli 2019 dini hari waktu setempat.
Dikutip dari laman BBC, Wali Lota Raul de Sagon mengatakan sekitar 60 orang terluka akibat guncangan. Banyak korban sedang berada di rumah mereka masing-masing saat gempa melanda.
Sejauh ini, otoritas Filipina tidak mengeluarkan peringatan gelombang tsunami.
"Kami melihat banyak rumah bergoyang. Tembok di sejumah rumah roboh dan menimpa orang-orang. Sebagian orang meninggal karena mereka masih tidur saat gempa terjadi," ucap Sersan Polisi Uzi Villa kepada kantor berita AFP.
Palang Merah Filipina mengunggah rangkaian foto ke media sosial, memperlihatkan sejumlah rumah yang rusak sebagian atau rata dengan tanah.
Ricardo Jalad, Direktur Eksekutif Dewan Manajemen Pengurangan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC) mengonfirmasi adanya delapan orang yang tewas hingga pukul 09.00 waktu Filipina.
"Mereka semua tewas terkena reruntuhan bangunan," tutur Jalad.
Daerah terparah terkena dampak gempa adalah Itbayat, sebuah kota yang berada lebih dekat ke Taiwan ketimbang Luzon. Kota kecil itu memiliki populasi 2.800, dan hanya bisa dijangkau dengan menggunakan perahu.
Gempa magnitudo 6,3 mengguncang Filipina pada April lalu dan menewaskan sedikitnya delapan orang.
Filipina adalah bagian dari Cincin Api atau Ring of Fire -- zona rentan aktivitas seismik di wilayah Pasifik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
