CHRD menyebut angka tersebut nyaris menyamai total akumulasi tahun 2012 dan 2013.
"Sejak (Presiden) Xi berkuasa, otoritas melakukan penyerangan secara intens terhadap kebebasan fundamental, membidik aktivis dan penyampai pesan HAM," tulis CHRD, seperti dikutip AFP.
"Aktivis, pengacara, jurnalis dan kaum intelektual pejuang HAM dipenjara, ditahan di rumahnya sendiri, dilarang berbicara di hadapan publik atau bahakn dipaksa mengasingkan diri ke luar negeri," sambungnya.
Laporan CHRD menyebut adanya 995 kasus penahanan aktivis pada 2014. Total dua tahun sebelumnya mencapai 1.160 kasus.
Sejak berkuasa pada 2012, Presiden Xi menjalankan kampanye perburuan dan penahanan terhadap para pengkritik kebijakan pemerintah. Namun Tiongkok bersikukuh tetap melindungi hak legal warganya, termasuk kebebasan pers, berkumpul, berekspresi, dan beragama.
Masih dalam laporan tahunan, CHRD khawatir situasi seperti masih akan terus terjadi hingga 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id