"Saya lebih memilih bersikap baik kepada mereka sekarang," kata Duterte, dikutip dari AFP, Sabtu 30 September 2017.
Sejak 23 Mei lalu, militan Maute dan Abu Sayyaf yang mengaku berafiliasi dengan Islamic State (ISIS) telah menguasai Marawi. Pasukan AS juga ikut turun untuk bertempur selama lebih dari empat bulan terakhir.
AS telah mengerahkan pesawat pengintai P-3 Orion dan mengirim pasukan intelijen untuk membantu pasukan Filipina yang ingin merebut kembali Marawi.
"Saya tidak mengatakan mereka adalah penolong kita, tapi mereka sekutu dan membantu kita. Mereka membantu pasukan kita di Marawi," ucap Duterte lagi.
Bahkan, dalam pidatonya tersebut, Duterte mengucapkan terima kasih kepada Amerika, karena tanpa bantuan mereka, mungkin Filipina akan kesulitan.
Di awal pemerintahannya, Duterte sempat melontarkan kata-kata tak pantas saat AS masih dipimpin Barack Obama. Ia marah ketika Obama mengkritik operasi anti-narkobanya yang menewaskan ribuan orang.
Dia juga pernah mengecam Pemerintah AS atas kolonisasi berdarah AS di Filipina pada era 1990-an.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News