Organisasi pemantau perekrutan militan asing yang berbasis di Jakarta, Institute for Policy Analysis of Conflict, (IPAC) mengaku belum pernah mendengar adanya pilot yang direkrut ISIS.
Namun berdasarkan dokumen AFP, ISIS kemungkinan besar sedang "merekrut beragam profesi dari individu profesional."
Ridwan dan istrinya diketahui sama-sama mantan pegawai maskapai AirAsia. Sementara Tommy dikenal sebagai mantan pilot militer yang dilatih di Paris dan bekerja untuk sebuah sekolah penerbangan lokal.
Menurut laporan AFP, Ridwan dan Tommy saling mengenal dan berinteraksi di dunia maya. Keduanya kemudian sama-sama terpengaruh propaganda ISIS di laman Facebook.
Kepala IPAC Sidney Jones melaporkan adanya kenaikan tajam dari jumlah warga negara Indonesia yang bergabung dengan ISIS dalam beberapa bulan terakhir.
"Antara 1 Maret dan 1 Juni 2015, 44 WNI terbunuh di Suriah dan Irak," ucap Sidney Jones, kepala IPAC di Jakarta, seperti dikutip The Intercept.
Dari 44 WNI yang terbunuh dalam laporan IPAC, disebutkan salah satunya adalah teman Ridwan di Facebook, Heri Kustyanto. Kustyanto, atau dikenal dengan Abu Azzam Qaswarah Al Indonesy, menurut laporan IPAC adalah satu dari tiga WNI yang berlatih dalam pasukan elite ISIS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News