Kedutaan Besar Tiongkok di Laos mengkonfirmasi ledakan yang terjadi di provinsi Xaysomboun pada Minggu 24 Januari pagi waktu setempat.
"Para personel militer bergegas ke lokasi dan membawa korban luka-luka ke rumah sakit di Vientiane," ungkap Kantor Berita Xinhua, seperti dikutip Reuters, Senin (25/1/2016).
Para pejabat Kedubes Tiongkok mengunjungi korban luka, dan menuntut penyelidikan cepat terkait "dugaan serangan bom" tersebut.
Provinsi Xaysomboun dilanda konflik sporadis antara pemerintah Laos dengan militan etnis Hmong selama bertahun-tahun. Pekerja asal Tiongkok di sana kerap mendapat serangan dan intimidasi.
Pada November 2015, tiga pegawai sebuah perusahaan kereta api milik Tiongkok tewas ketika militan menyerang sebuah hotel di Mali. Serangan ini menggarisbawahi terbatasnya kemampuan Tiongkok dalam merespons ancaman terhadap warganya di luar negeri.
Artileri aktif yang belum meledak menjadi masalah serius bagi Laos, negara yang merupakan salah satu medan pertempuran dalam Perang Vietnam. Saat perang, kapal Amerika Serikat (AS) menjatuhkan lebih dari dua juta ton amunisi dalam 580 ribu misi pengeboman, yang bertujuan memotong jalur pasokan di Vietnam Utara.
Diperkirakan 30 persen dari amunisi itu gagal meledak dan menewaskan 50 ribu orang sejak berakhirnya perang.
Pemerintah Laos belum dapat memastikan apakah ledakan terbaru ini merupakan sebuah serangan atau bukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id