20 negara bagian di India telah membuka Tempat Pemungutan Suara (TPS) sejak pukul 07.00 pagi waktu setempat di 91 daerah pemilihan. Dengan 900 juta pemilik suara yang memenuhi syarat, pemilu India kali ini termasuk dalam pemilu terbesar di dunia.
Dilansir dari BBC, Kamis 11 April 2019, pemilihan majelis rendah hingga penentuan parlemen baru akan berlanjut hingga 19 Mei. Penghitungan suara serentak dilakukan pada 23 Mei.
Partai Bharatiya Janata Party (BJP) yang dinahkodai petahana Narendra Modi saat ini masih menjadi partai favorit. Selama kampanye, BJP bersikeras untuk mempertahankan suara mayoritas warga India.
Baca: PM Modi Incar Kemenangan dalam Pemilu Terbesar di Dunia
Namun, ada sejumlah tantangan dari partai-partai lain seperti Partai Kongres yang bangkit kembali pimpinan Rahul Ghandi di mana ayah, nenek dan kakek buyutnya pernah menjabat sebagai perdana menteri India.
Sementara itu, di bawah pemerintahan Modi, pengangguran masih menjadi masalah utama India. Pemerintahan Modi juga dituduh menyembunyikan data pengangguran India.
Pendapatan dari sektor pertanian juga mengalami stagnasi karena 'kekenyangan panen' dan menurunnya harga komoditas, yang membuat petani dibebani utang, meski India saat ini menjadi kekuatan ekonomi terbesar keenam di dunia.
Kedua partai menargetkan suara kalangan miskin terutama yang tinggal di pedesaan. Bahkan BJP menjanjikan sejumlah skema kesejahteraan bagi para petani India, dan Partai Kongres menjanjikan skema pendapatan minimum untuk 50 juta keluarga termiskin di negara itu.
Keamanan nasional juga menjadi sorotan dalam pemilu kali ini setelah adanya serangan bom bunuh diri oleh kelompok militan asal Pakistan. BJP juga menjadikan keamanan nasional sebagai papan utama dalam kampanye.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
