PM India Narendra Modi dalam sebuah acara partai BJP di New Delhi, 8 April 2019. (Foto: AFP/STR)
PM India Narendra Modi dalam sebuah acara partai BJP di New Delhi, 8 April 2019. (Foto: AFP/STR)

PM Modi Incar Kemenangan dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Willy Haryono • 09 April 2019 12:05
New Delhi: India, negara demokrasi terbesar di dunia, dijadwalkan memulai pemilihan umum mulai Kamis 11 April mendatang. Perdana Menteri petahana Narendra Modi bersama partainya, Bharatiya Janata Party (BJP), bertekad meraih dukungan sebanyak-banyaknya dari sekitar 900 juta pemilih terdaftar di India.
 
Seorang anak dari penjual teh, PM Modi masih merupakan figur populer di India. Popularitasnya meningkat usai India sempat bersitegang dengan Pakistan mengenai pengeboman bunuh diri dan pelanggaran batas wilayah pada Februari lalu.
 
Namun PM Modi rentan diserang dalam bidang ekonomi oleh para rivalnya. Untuk menang, PM Modi dan Bharatiya Janata perlu menang di beberapa wilayah krusial.

Karena besarnya wilayah dan jumlah pemilih terdaftar, pemilu di India digelar bertahap dalam kurun waktu hampir satu bulan. Pemilu digelar dari tanggal 11 April hingga 19 Mei mendatang.
 
Ribuan partai dan kandidat ikut serta dalam pemilu ini, demi memperebutkan 543 konstituante di seantero India -- negara dengan total populasi 1,3 miliar jiwa.
 
Dikutip dari laman AFP, Selasa 9 April 2019, sekitar 1,1 juta mesin pemilu sedang didistribusikan ke seantero negeri, termasuk ke wilayah pegunungan dan hutan. Terdapat satu area kecil di India yang dekat dengan perbatasan Tiongkok. Di sana, hanya ada satu pemilih terdaftar.
 
PM Modi dan BJP berkuasa di India pada 2014. BJP adalah partai pertama yang memenangkan mayoritas absolut sejak era Rajiv Gandhi pada 1984.
 
Sejumlah janji PM Modi tidak terwujud, terutama di daerah pedesaan yang dilanda kekeringan serta rendahnya harga jual produk pertanian. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak petani di India yang memilih bunuh diri karena tidak tahan menjalani hidup.
 
"Kami ingin Modi menang lagi, tapi pemerintahannya harus melakukan sesuatu untuk masyarakat," ujar Hazi Qasam Koradia, seorang penjual rempah-rempah di Mumbai.
 
Sementara itu Rahul Gandhi, 48, bertekad menjadi PM India pengganti India. Bersama adik perempuannya, Priyanka, keluarga Gandhi menuduh PM Modi telah menyebabkan "bencana nasional."
 
Pemilu di India rentan dilanda aksi kekerasan. Lebih dari 100 politikus atau pejabat partai tewas dibunuh dalam pemilu 2016, dan sejumlah kelompok pemberontak juga berkuasa di sedikitnya sembilan negara bagian India.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan