Kapal militer dan warga lokal mengarungi jalanan ibu kota Srinagar, yang kini telah berubah menjadi kanal air. Petugas mengevakuasi korban banjir sambil menyalurkan bantuan berupa air, makanan dan obat-obatan. Banjir di Srinagar berasal dari luapan sungai Jhelum.
Pemerintah setempat mengaku tidak mempunyai cukup pompa untuk menyedot air di seluruh Srinagar, kota berpenduduk satu juta jiwa. Beberapa pompa sudah terendam air, dan 30 pompa lainnya baru dipesan dari New Delhi.
"Genangan air stagnan lebih berbahaya dari air mengalir," ucap Dr. Showkat Zargar, kepala Institut Sher-i-Kashmir dalam bidang Sains Medis (SKIMS), seperti dilansir Reuters.
"Ada banyak hewan yang mati. Ini adalah sumber infeksi terbesar," tambah dia, yang khawatir akan terjadinya wabah penyakit menular.
Sebagian wilayah Kashmir masuk ke India, dan sebagian lainnya Pakistan. Jumlah korban tewas akibat banjir di Kashmir India mencapai 200, sementara Pakistan 264.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News